Minggu, 05 Desember 2010

Pakem tanah jawa episode 1


Bab 1
KISAH KEANGKERAN PULAU JAWA

Syahdan telah dikisahkan, pulau Jawa yang terkenal ceritanya, sebuah pulau yang masih berupa hujan belantara yang hanya dihuni bangsa makhluk halus berupa dedemit, jin – jin, periprayangan, bekasan, kemangmang, banas pati, genderuwo, jangkitan, kuntil anak dan masih banyak lagi sejenisnya.
Dan telah diceritakan pula, bahwa sang sultanRum telah mengetahuinya dan mendapat bisikan (ilham) dari Tuhan, mendapat perintah untuk mengisi pulau itu dengan manusia. Setelah itu sang patih sultan memenggil patihnya, maka datanglah sang patih dihadapannya, baginda Sultan berkata: “Hai patih …! Aku akan bertanya padamu yang sesungguhnya. Apakah benar berita tentang pulau Jawa itu, apa kamu sudah tahu ? Katanya masih sepi dan belum ada manusianya, pulau itu masih berupa hutan belantara?”
Benar sekali Tuanku, sungguh belum ada manusianya, beritanya para nahkoda yang sering mengarungi samudera berlayar ke Sumbawa melewati pulau Jawa tuanku, pulau itu membujur dari barat ke timur terletak di sebelah baratnya pulau Bali dan banyak terdapat gunung.” Jawab sang Patih.
Baginda sultan berkata dengan pelan : “Hai patih!” Kamu bawalah dua leksa(20.000) orang kepala keluarga, cepat tempatkan di tanah Jawa agar mereka bertani dan perbekali dengan alat – alat pertanian.



















Bab II
EKSPEDISI MAHA PATIH DARI
NEGERI RUM DENGAN 40.000 ORANG
Patihnya menerima titah yang diberikannya, menyembah dan bergegas mempersiapkan perlengkapannya. Setelah membayar ongkos pelayaran dan telah siap siaga, dengan mengendarai perahu lantas berangkatlah sang patih bersama 40.000 orang dengan cepat. Diperjalanan tidak diceritakan.
Cerita dipersingkat, kisahnya 40.000 orang ditempatkan di pulau Jawa dan sang patih kembali berlayar pulang, Dan tiba dinegeri Rum. Kemudian ganti yang diceritakan, orang 20.000 jodoh (40.000) diteluh segala lelembut atau makhluk halus, banyak yang mati, yang tersisa di tanah Jawa tinggal yang kelihatan hanya 40 orang lantas semua berangkat dengan ketakutan meninggalkan Jawa.
Di jalan mereka tidak diceritakan. Sampailah mereka dinegeri Rum. Orang – orang yang baru datang dari Jawa di hadapkan pada sang Baginda sultan. “Kami banyak yang mati dimakan demit, jin dan bangsa sejenisnya”, kata mereka.
Sang sultan lebih heran mendengarnya. Lantas baginda Sultan memerintahkan untuk memanggil syekh Subakir yang memiliki gelar Syekh Maulana untuk menghadap padanya. Syekh Subakir langsung datang menghadapnya.
Baginda sultan berkata dengan bijaksana: “Tuan syekh anda yang saya tunjuk. Pergilah ke Pulau Jawa itu dan pasanglah tumbal ! Tempatkanlah di gunung yang tengah, supaya lelembut makhluk halus yang makan manusia itu pergi. Dan bawalah orang Keliling agar mereka menetap tinggal di tanah Jawa dan lengkapi dengan persenjataan!”














BAB III
EXPEDISI SYEKH MAULANA SUBAKIR
DENGAN 20.000 ORANG DAN
PEMASANGAN TUMBAL

Sang patih mendapat titah untuk mengatur persiapannya, uluk salam dan segera berangkat ke tanah Jawa. Demikian itu agar lebih cepat berlayar sampai ke Jawa. Singkat cerita, ketika Syekh Subakir berlayar keJawa melewati Hindustan (India), dan setibanya di India singgah sebentar untuk mengambil 20.000 orang keliling. Kemudian meneruskan berlayar kepulau Jawa.
Ekspedisi Syekh Subakir sudah tiba di Pulau Jawa. Tak dijelaskan, Syekh Subakir langsung menuju pada gunung Tidar (daerah Magelang, sebagian gunung itu sekarang merupakan terminal). Dengan cepat tumbal dipasang digunung itu. Kekuatan tumbal itu sudah merata di puncak gunung. Haibah dan kekuatan tumbal itu sangat dahsyat. Maka dengan sekejap terjadilag goro – goro (keributan), situasi alam berubah, yang tadinya cuaca cerah, angina sejuk meniup, matahari terang bersinar, alam damai, seketika berubah menjadi bencana. Cuaca menjadi mendung mendadak, angina bergerak dengan cepat, topan menebas semua yang ada, kilat menyambar, gemlegar suara halilintar, hujan api, gemuruh suara gunung dahsyat sekali api bertebaran membara.
Sekitar tiga hari tiga malam peristiwa yag sangat menggemparkan itu. Bangsa lelembut, setan – setan dan siluman lari menyelamatkan diri karena kepanasan oleh haibah tumbal Syekh Subakir itu. Banaspati hanyut mengikuti arusnya air, ilulu jangkitan berlari tunggang langgang. Jin, peri dan prayangan mengungsi di lautan, wel keduwel, gendruwo, kuntilanak, tak ketinggalan tetekan jlangkrong semua hanyut dalam air. Karena tak kuat menahan panas.
Setelah peristiwa menggemparkan itu alam menjadi tenang kembali. Sunyi senyap, pengap, dan gelap gulita meliputi cuaca langit pulau Jawa. Cahaya tak tembus seakan matahari berhenti bersinar.